Asal Usul dan Cerita Legenda Festival Zhong Qiu – Festival Zhong Qiu (Zhong Qiu Jie [中秋节]) atau sering dipanggil dengan sebutan Festival Kue Bulan di Indonesia adalah salah satu Hari Raya penting dalam Tradisi Tionghoa yang jatuh pada setiap bulan 8 tanggal 15 penanggalan Kalender Imlek. Festival Zhong Qiu ini bermula dari tradisi para Raja China pada zaman dulu yang melakukan Ritual Sembahyang Matahari pada musim semi dan Ritual Sembahyang Bulan pada musim Gugur. Hal ini tercatat di buku Zaman Dinasti Zhou yang berjudul “Zhou Li [周礼]” atau “Tata Krama Zhou”. Kemudian Tradisi tersebut ditiru oleh Masyarakat saat itu dan berkembang menjadi suatu Hari Raya Penting dan meriah dalam Masyarakat China. Dalam Bahasa Inggris, Festival Zhong Qiu disebut dengan Mid Autumn Festival.
Cerita ataupun legenda mengenai Festival Zhong Qiu banyak sekali, diantaranya terdapat 3 Cerita dan legenda Festival Zhong Qiu yang paling umum yaitu legenda mengenai Chang’e [嫦娥] menjadi Dewi Bulan, Wu Gang [吴刚] menebang pohon Osmenthus (Pohon Gui Hua), dan Zhu Yuan Zhang [朱元璋] melawan Dinasti Yuan.
Legenda Festival Zhong Qiu – Chang’e menjadi Dewi Bulan
Konon, Pada Zaman dahulu kala terdapat 10 Matahari yang menyinari Bumi ini dan menyebabkan kepanasan yang luar biasa. Seorang Pemuda bernama Hou Yi [后羿] yang mempunyai tenaga luar biasa kemudian mendaki ke Gunung Kunlun dan memanah jatuh 9 Matahari. Hou Yi menyisakan 1 Matahari dan memerintah kepada satu-satunya Matahari ini untuk mengikuti waktu terbit dan terbenam secara teratur.
Karena jasanya, Hou Yi menjadi Pahlawan Rakyat dan sangat dihormati oleh Rakyat pada saat itu. Hou Yi kemudian menikah dengan seorang gadis yang cantik bernama Chang’e. Setiap harinya, Hou Yi mengajari orang berburu dan menemani Istrinya yang tercinta.
Banyak yang kagum akan kehebatan Hou Yi dalam memanah, sehingga orang-orang yang ingin belajar Teknik memanah berdatangan menjadi murid Hou Yi. Diantara mereka adalah orang-orang yang serius ingin belajar, ada yang hanya sekedar kagum kepadanya, ada juga terdapat orang-orang yang bermoral rendah didalamnya.
Suatu hari, Hou Yi pergi ke gunung Kun Lun untuk belajar “Tao” dan kebetulan bertemu dengan Permaisuri Kaisar Langit “Wang Mu Niang Niang [王母娘娘]”. Atas permintaan Hou Yi, Wang Mu Niang-Niang kemudian memberikan obat “Hidup Abadi” kepadanya. Siapapun yang meminum obat tersebut akan dapat langsung terbang ke langit dan menjadi Dewa/Dewi. Karena rasa cintanya terhadap Chang’e, Hou Yi menunda niatnya untuk menjadi Dewa. Obat tersebut dititipkannya ke Chang’e. Salah satu murid Hou Yi yang bermoral rendah bernama Peng Meng [蓬蒙] mengetahui adanya obat tersebut, dia pun ingin menjadi Dewa sehingga muncul niatnya untuk mencuri obat hidup abadi tersebut.
3 hari kemudian, Hou Yi mengajak para muridnya untuk berburu di Gunung. Peng Meng kemudian pura-pura sakit sehingga tidak ikut rombongan Hou Yi untuk berburu ke gunung. Beberapa Jam kemudian setelah keberangkatan Hou Yi, Peng Meng yang membawa pedang memasuki rumah Hou Yi dan memaksa Chang’e untuk menyerah obat hidup abadi tersebut kepadanya. Chang’e menyadari bahwa dia tidak akan mampu melawan Peng Meng, oleh karena itu Chang’e mengambil obat hidup abadi tersebut dan meminumnya. Setelah meminum obat tersebut, tubuh Chang’e menjadi dapat melayang dan terbang keluar dari jendela rumah menuju ke langit. Karena kerinduan dan cintanya terhadap suami, Chang’e memilih tempat yang paling dekat dengan bumi yaitu bulan untuk menjadi Dewi.
Sore hari, Hou Yi pulang ke rumah, pembantunya menangis memberitahukan kejadian yang menimpa diri Chang’e. Dengan amarah yang besar, Hou Yi kemudian membawa pedang menuju ke rumah Peng Meng, tetapi Peng Meng telah melarikan diri. Hou Yi sangat sedih dan menatap Bulan serta meneriak nama Istrinya. Di Bulan Purnama yang terang, Hou Yi melihat sebuah bayangan yang menyerupai istrinya. Hou Yi kemudian berusaha mengejar Bulan, tetapi setiap Hou Yi melangkah ke depan 3 langkah, bulan juga akan mundur 3 langkah, Hou Yi mundur 3 langkah, Bulan juga akan maju 3 langkah. Bagaimanapun tidak dapat mengejar Bulan Purnama tersebut.
Hou Yi akhirnya tidak berdaya, tetapi Hou Yi sangat rindu kepada Chang’e. Hou Yi kemudian mempersiapkan Altar di Taman kesukaan Chang’e dan meletakan dupa serta makanan dan buah-buahan yang disenangi oleh Chang’e. Dari Jauh merindukan Istrinya yang berada di Bulan.
Masyarakat yang mengetahui kejadian tersebut kemudian berbondong-bondong mengikuti Hou Yi mempersiapkan altar dan meletakan dupa serta makanan dan buah-buahan untuk berdoa kepada Dewi Bulan Chang’e agar mereka dapat hidup bahagia dan tenteram. Mulai saat itu, Tradisi Festival Zhong Qiu yang melakukan ritual sembahyang Dewi Bulan pun menyebar ke seluruh daratan China.
Zhu Yuan Zhang melawan Dinasti Yuan
Menurut beberapa sumber, makan Kue Bulan (Yue Bing [月饼]) pada saat Festival Zhong Qiu adalah Tradisi yang dimulai pada Dinasti Yuan. Pada saat Pemerintahaan Dinasti Yuan, Suku Han merupakan kasta yang terendah, tingkat sosial yang terendah tersebut sering ditindas dan dihina oleh Suku Mongol yang berkuasa saat itu sehingga munculah pemberontak-pemberontak yang ingin menggulingkan Pemerintahan Mongol Dinasti Yuan dan mengembalikan kekuasaan Kekaisaran kepada suku Han yang juga merupakan suku mayoritas di daratan China.
Zhu Yuan Zhang [朱元璋] merupakan salah satu pemimpin pemberontakan tersebut yang kemudian bersekutu dengan kelompok pemberontak lainnya untuk serentak melakukan perlawanan terhadap Pemerintahan Dinasti Yuan. Tetapi Tentara Dinasti Yuan sangat ketat dalam pemerikasaan dan pembasmian pemberontakan, Informasi mengenai perlawanan sangat sulit disebarkan kepada semua kelompok pemberontak. Penasihat Militer Zhu Yuan Zhang yang bernama Liu Bo Wen kemudian mengusulkan untuk melakukan perlawanan di Bulan 8 Tanggal 15 secara serentak dan memerintahkan pasukannya untuk memasukan kertas kecil yang berisikan informasi pemberontakan tersebut ke dalam Kue Bulan. Kue Bulan yang berisikan informasi tersebut kemudian disampaikan ke tangan para pemimpin pemberontak
an. Pada saat perlawanan, semua pasukan pemberontak serentak melakukan penyerangan terhadap pasukan militer Dinasti Yuan.
Tak lama kemudian, Xu Da [徐达] (seorang Jenderal dibawah pimpinan Zhu Yuan Zhang) berhasil menduduki Ibukota Dinasti Yuan, Dadu. Zhu Yuan Zhang sangat senang dan menetapkan Kue Bulan sebagai makanan resmi untuk Festival Zhong Qiu serta menghadiahkannya kepada semua pejabat dibawah pimpinannya. Setelah itu, Kue Bulan menjadi makin populer di masyarakat dan jenisnya pun makin beranekaragam.
Keterangan :
Zhu Yuan Zhang adalah Pendiri dan juga Kaisar Pertama Dinasti Ming.
Wu Gang yang menebang Pohon Osmanthus di Bulan
Konon, di Bulan terdapat sebuah Istana Bulan yang bernama Guang Han Gong [广寒宫], di Istana tersebut terdapat Pohon Osmanthus (Pohon Gui Hua [桂花树])yang tumbuh subur dan lebat. Tingginya sekitar 500 kaki. Dibawahnya terdapat satu orang yang tugasnya adalah menebang Pohon tersebut. Tetapi setiap kali ditebang, pohonnya pasti akan menutup kembali tebangan tersebut. Ribuan tahun mengalami hal yang sama, Pohon tersebut tidak akan habis ditebang.
Menurut Cerita, orang tersebut bernama Wu Gang [吴刚], warga Xi He di Dinasti Han. Wu Gang mengikuti seorang Dewa untuk belajar Tao. Sesampai di Alam Dewa, Wu Gang berbuat sesuatu yang melanggar aturan alam dewa sehingga dia dihukum ke Istana Bulan untuk menebang Pohon Osmanthus yang terdapat di Istana Bulan tersebut. Setiap hari melakukan pekerjaan yang tidak pernah ada hasilnya.
Seorang penyair terkenal di Dinasti Tang yang bernama pernah membuat puisi yang berkaitan dengan Pekerjaan Wu Gang di Istana Bulan yaitu : “Yù zhuó yuè zhōng guì, chí wèi hán zhě xīn [欲斫月中桂,持为寒者薪]”
Coba anda lihat ke Bulan Purnama, apakah ada bentuk seperti seseorang yang sedang menebang pohon?
Belajar Bahasa Mandarin :
Zhōng [中] = Tengah, Pertengahan
Qiū [秋] = Musim Gugur
jié [节] = Festival, Hari Raya
Zhōng Qiū Jié [中秋节] = Festival Pertengahan Musim Gugur
(Dalam Bahasa Inggris disebut dengan Mid Autumn Festival)
Yue [月] = Bulan
Bǐng [饼] = Kue
Yue Bǐng [月饼] = Kue Bulan
(Dalam Bahasa Inggris disebut dengan Moon Cake)
Be the first to comment